Thainglish

Masih tentang negeri gajah putih, Thailand. Selama 3.5 tahun saya tinggal di Thailand sampai dengan saat ini, saya masih kesulitan berbicara menggunakan bahasa Thailand. Kalau dialog-dialog yang singkat saya masih bisa, tetapi kalau sudah bahasa Thailand yang panjang-panjang saya hanya bisa menjawab dengan senyuman karena tidak tahu apa yang diomongkan orang itu ke saya dan saya juga tidak tahu harus menjawab apa. Ha......ha...ha..... Sehingga pilihan komunikasi antara saya dengan orang Thai adalah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.

Akan tetapi tidak banyak warga Thailand yang dapat berbicara dan mengerti Bahasa Inggris. Oleh karenanya komunikasi masih terasa sulit dilakukan. Kadang kala mereka tidak mengerti aksen kita dan begitu sebaliknya terkadang kita yang sulit memahami aksen mereka. Hal ini dikarenakan Bahasa Inggris di Thailand, khususnya oleh para warga asli Thai selain frasa-frasa dalam Bahasa Thai diterjemahkan kata demi kata ke dalam Bahasa Inggris, ada beberapa kosa kata dalam Bahasa Inggris diucapkan dengan aksen Thai yang unik.

Seperti di Singapore dengan "Singlish" nya, Thailand pun mempunyai "Thainglish". Ini adalah sebuah sebutan tak resmi aksen bahasa masyarakat Thai saat mereka bicara dalam bahasa Inggris. Ingin tahu seperti apa Thainglish itu? Simak video pendek seorang wanita Thailand yang mewawancari seorang bule dari Inggris ini.

Istilah Thainglish ini disebut oleh para ahli bahasa karena orang Thai memiliki kekhususan saat berbicara Bahasa Inggris yang membedakannya dengan masyarakat lain di berbagai belahan dunia Asia, Eropa atau Afrika. Saat saya berbicara dalam Bahasa Inggris dengan orang Thai, saya sedikit mengalami ”roaming” karena saya harus sedikit berpikir dan membayangkan apa yang dimaksud oleh lawan bicara saya. Beberapa kata dan cara pengucapan dalam Bahasa Inggris tidak terdapat dalam Bahasa Thai, begitu juga sebaliknya.

Apa penyebab dari berubahnya gaya bicara masyarakat Thai ini ? Selain perbedaan tata bahasa, ternyata dalam buku-buku pelajaran Bahasa Inggris, terjemahan yang digunakan adalah Bahasa Thai dan para guru Bahasa Inggris di Thailand mengajari muridnya membaca kata dalam Bahasa Inggris dengan cara pengucapan / aturan tata tulis bahasa Thai. Sehingga jangan heran misalnya jika anda membaca peta, nama jalan bisa bertransformasi dari "Ratjahevee" menjadi "Ratchatewi", misalnya, dan penulisan kata dalam bahasa Thai sendiri akan tertulis sedikit berbeda, seperti "Kaw tode" ( yang artinya adalah maaf), bisa menjadi "kohr toht "/ "khar toort" tapi terdengar mirip. Same-same but different lah....

Berikut saya rangkum beberapa aturan tak resmi yang saya peroleh dari pengalaman berbicara dan bergaul dengan rekan-rekan Thai dalam bentuk poin-poin sehingga lebih mudah dalam membacanya.
  • Huruf “L” dan “R” terkadang terbalik dalam pengucapan bahasa Inggris. Misal : “Room for Rent” akan diucapkan “Loom for Lent”, atau “This is wrong way” akan diucapkan “This is wlong way”. Untuk kata “friend” biasanya mereduksi menjadi “fan”. “-r” di akhir kata akan mereduksi menjadi “-e” atau bahkan menjadi “-n”. Kata “motor” bisa diucapkan “moter” atau “moten”. 
  • Orang Thai jarang sekali mengucapkan dua atau tiga huruf mati bersambung yang ada dalam sebuah kata. Misal : “I study here” akan diucapkan “I setudy here”. “School” akan menjadi “Sechool” atau bahkan “Sechoon”. “Strong” akan menjadi “Seterong
  • Akhiran “-l” atau “-le” dalam bahasa Thai akan berubah menjadi “n” atau “-eo”. Misal, kata “cable” akan menjadi “caben”. Kata “triple” bisa diucapkan “thipen”. Kalimat “ring the bell” akan diucapkan “ling the beo”. “Original” menjadi “originon”. “Control” menjadi “conton”.
  • Huruf “v” akan berubah menjadi “w”. “Suvarnabhumi” menjadi “Swarnaphoom”. “University” akan menjadi “uniwersity” atau “uniwersity-a”. “Van” akan diucapkan “wan”. “Thank you very much” akan diucapkan “Tank you wely mut”. “Seven eleven” akan diucapkan menjadi “sewen elewen
  • Orang Thai kesulitan mengucapkan “-s-“ mati yang berada di tengah kata. Kata “mister” akan diucapkan “missa-ter” atau “mit-ter”. “Password” akan diucapkan “Patwed”. “-s” atau “-sh” yang berada di akhir kata akan berubah menjadi “t” atau “d”. Misal, kata “house” akan diucapkan “hout”. “Finish” akan menjadi “finit”. “Bus” akan menjadi “but”. Akhiran “-ch” dalam bahasa Thai akan menjadi “-t”. “Lunch” akan diucapkan “Lunt”. “Cocroach” akan diucapkan “Coce-roat”. “Stomachache” akan berubah menjadi “Setomat-et”.
  • Semua konsonan yang terletak di akhir vowel –OW, -IGH, -OY biasanya tidak akan diucapkan karena kata-kata dalam bahasa Thai dengan vowel itu tidak akan berakhir di konsonan. Misal kata “townhouse” akan menjadi “tow-how” atau “tow-hout”. “Life”, “like”, “line” atau “light” akan diucapkan “ly”. Pengecualian, kata “time” biasanya akan diucapkan “tahms”. Berhati-hatilah jika Anda memesan makanan, karena “fried rice” akan menjadi “fly lie”!. Ha…ha…ha..
  • Huruf “X” akan menjadi “K”. “Execuse me” akan menjadi “ekkuse me” atau bahkan “ekkute me”.
  • Untuk angka, Anda harus ekstra berhati-hati. Biasanya penjual barang di pasar atau bahkan mall sekalipun akan berusaha mengucapkan angka dalam gaya Thainglish. “Twenty bath” (20 bath) akan diucapkan “Tawenty bath”. “Seventy bath” (70 bath) akan diucapkan “Sa-wenty bath”. Beberapa pengucapan angka lain : fie (5), sick (6), sewen (7), elewen (11), tawen (12), fitty (50), sitty (60), handet (100).
  • Orang Thailand agak kesulitan melafalkan huruf “S” (terutama jika huruf “S” ini huruf mati di paling belakang sebuah kata) dan “R”. Bagaimana jadinya mereka melafalkan “S” dan “R” itu? “S” akan menjadi “T” dan “R” akan menjadi “L” di lidah mereka. Misalnya "Boss Tower" akan menjadi "Bhot Thawe !". “S” menjadi “T” dan “R”-nya lenyap. Jadi ingat kalau mau naik taksi dan mengarahkan tujuan pada sang supir ! wk….wk….wk….Jadi teringat kejadian lucu ketika seorang kolega saya dari Universitas di Yogyakarta yang bernama Mbak Titis dipanggil oleh pembawa acara di sebuah meeting menjadi Dr. Titit. Kami orang Indonesia yang hadir di ruangan itu harus menahan tawa sambil tetap memasang muka serius karena masih dalam suasana meeting. Sementara si empunya nama, Mbak Titis, Cuma bisa senyam-senyum aja. Wk….wk….wk…….
  • Mereka akan mengucapkan kata-kata “aroi” (artinya lezat) menjadi “aloi”, atau “a rai” (artinya apa) menjadi “a lai”, dan banyak kata Thai lain yang “R” luruh menjadi “L”.
  • Huruf "Ch", dibaca "J". Jadi "Chatuchak" terdengar menjadi "Jatujak"
Bisa kalian bayangkan gimana saya tidak “roaming” terlebih dahulu ketika berbicara dengan orang Thai. Seolah otak ini harus bekerja dua kali. Pertama, harus berpikir untuk memahami maksud kata-kata Thainglish yang mereka ucapkan menggunakan rambu-rambu seperti yang saya tulis diatas. Kedua, setelah saya paham kata apa yang mereka ucapkan, saya harus mentranslate ke Bahasa Indonesia dan kemudian kembali ke dalam Bahasa Inggris lagi untuk merespon ucapan mereka.

So, buat kalian yang baru saja memasuki Thailand dan menjadi bagian dari masyarakatnya, jangan bingung dan sedih jika bahasa Inggris ada “rusak” di sini. “Ja yen-yen”, lakukan dengan “hati yang dingin”, kata orang Thai. Semuanya akan menjadi indah, tak seperti yang Anda takutkan sebelumnya.

Comments

Popular Posts