Filosofi Elang : Life begins at 40

Pernahkah kalian mendengar istilah "Life begins at 40"? Ternyata ungkapan itu mengacu pada fase regenerasi burung elang.  Dari sekian banyak artikel yang pernah saya baca tentang filosofi elang ternyata banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perilaku kehidupan seekor burung elang. Ungkapan yang tidak kalah populer yang lain adalah "Eagles fly alone, pigeons flock together". Tapi pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang ungkapan itu. Saya lebih tertarik untuk menulis tentang ungkapan "Life begins at 40". Banyak yang beranggapan bahwa ungkapan ini tentang usia 40 tahun adalah usia manusia saat mengalami masa-masa kedewasaan.

Seekor elang mampu hidup hingga usia 70 tahun lho. Tua banget kan? Tapi usia itu tidak dicapai dengan mudah lho. Ada cerita unik dibalik usia panjang sang elang. Ketika elang mencapai usia 40 tahun, sebenarnya fisik luar elang sudah mulai mengalami penuaan. Paruh elang mulai memanjang dan bengkok hingga mengenai dadanya. Bulu-bulu di sekujur tubuhnya juga tumbuh lebat dan menjadi semakin berat. Kondisi fisik elang ini otomatis membuatnya sulit untuk terbang dan berburu.
Ketika elang mengalami kondisi tersebut, elang akan berusaha terbang ke tempat tertinggi yang bisa ia capai. Elang akan berdiam diri di sarangnya selama 150 hari. Bukan sekedar mengasingkan diri lho! Elang harus meregenerasi tubuhnya sendiri. Pilihannya adalah tersiksa atau mati.

Elang akan mulai menghantam-hantamkan paruhnya ke bebatuan hingga paruhnya terlepas sepenuhnya. Selanjutnya, elang akan menunggu hingga paruh barunya tumbuh dengan sendirinya. Paruh barunya yang tajam akan ia gunakan untuk mulai mencabut cakar-cakarnya hingga terlepas sepenuhnya. Disusul juga dengan pencabutan seluruh bulu dari tubuhnya. Elang kemudian akan menunggu hingga cakar dan bulunya kembali tumbuh dengan yang baru. Setelah habis masa regenerasi selama 150 hari, elang akan siap kembali menjalani sisa 30 tahun kehidupannya dengan energi dan kekuatan yang terbarukan.

Filosofinya adalah bahwa untuk mencapai suatu impian besar dalam hidup, kita memang perlu berkorban. Pencapaian dalam hidup kita juga pasti memiliki fase-fase yang sulit dan menyakitkan bagi diri kita. Tapi percayalah, layaknya elang, setelah kesulitan akan ada kemudahan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Sekarang kalian mungkin menjadi mengerti, kenapa burung elang juga dianggap sebagai simbol kejayaan dan kebijaksanaan hingga tak jarang digunakan sebagai lambang dalam berbagai hal. Sekarang saatnya bangkit meraih mimpi terbesar kita!

Bersiaplah menghadapi berbagai masalah demi tercapainya tujuan masing-masing. Semoga berhasil!

Comments

  1. https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/01/22/180800982/-hoaks-elang-bisa-hidup-hingga-70-tahun-karena-lahir-kembali?page=all#page2

    ReplyDelete
  2. Thank you for this very useful information. I learnded al lot in this webpage. Thank you very much.
    VISIT OUR WEBSITE : https://telkomuniversity.ac.id/

    ReplyDelete
  3. Could you explain how the eagle's philosophy of life starting at 40 aligns with human perspectives? greeting : https://jakarta.telkomuniversity.ac.id/mahasiswa-peraih-2-medali-emas-ossn-olimpiade-sains-siswa-nasional/

    ReplyDelete
  4. How does the idea that "Life begins at 40" relate to the concept of personal growth and self-discovery? greeting : Telkom University

    ReplyDelete
  5. What lessons can we learn from the eagle's ability to renew itself and adapt to new challenges, and how do these lessons align with the philosophy that life takes a new turn at 40? greeting : Telkom University

    ReplyDelete
  6. What insights can we draw from the life cycle of an eagle regarding the saying "Life begins at 40"? Regard Telkom University

    ReplyDelete
  7. Bagaimana proses regenerasi elang tersebut memengaruhi kehidupannya di alam liar? Visit Us Telkom University

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts