9 Pilar Teknologi di Revolusi Industri 4.0
Istilah revolusi industri 4.0 atau industri 4.0 sering sekali kita dengar. Hampir di semua lapisan masyarakat menyebut istilah industri 4.0. Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan industri 4.0 itu? Mungkin tidak semua orang paham dengan istilah industri 4.0 walaupun sudah sering menyebutkan namanya.
Ada baiknya sebelum saya membahas industri 4.0, saya akan jelaskan sekilas tentang revolusi industri 1.0 sampai dengan revolusi industri 3.0.
![]() | |
Gambar 1. Sejarah revolusi industri |
Pada revolusi industri pertama, dari akhir 1700 sampai pertengahan 1800an, menandai transisi dari pembuatan barang menggunakan tangan dengan beralih ke mesin. Dimulai di Inggris dan diadopsi di Belgia, Prancis, AS dan menjalar ke negara-negara lain. Hal itu dimungkinkan dengan memanfaatkan tenaga air dan uap. Selanjutnya pengembangan peralatan mesin dan pabrik, yang menyebabkan perubahan besar-besaran. Yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara revolusi industri kedua dimulai pada akhir 1800-an. Sebagian besar sebagai hasil dari penemuan listrik. Diantaranya era produksi massal dan jalur perakitan. Penyebaran teknologi yang luas seperti transportasi, telegraf, kereta api, gas dan air. Situasi ini menimbulkan pergerakan manusia dan informasi tidak seperti sebelumnya.
Sementara itu, revolusi industri ketiga muncul saat pengenalan komputer dan eletronik digital lainnya di tahun 1950an. Di antara perubahan kunci adalah otomasi, yang menyebabkan kenaikan fabrikasi bagi Cina. Tugas dan keterampilan skill tidak lagi menjadi primadona ketika perakitan diserahkan ke mesin. Dari sudut pandang konsumen dan budaya, era ini sering terindentifikasi dengan perubahan mendalam akibat diperkenalkannya televisi dan komputer pribadi.
Sementara itu, revolusi industri ketiga muncul saat pengenalan komputer dan eletronik digital lainnya di tahun 1950an. Di antara perubahan kunci adalah otomasi, yang menyebabkan kenaikan fabrikasi bagi Cina. Tugas dan keterampilan skill tidak lagi menjadi primadona ketika perakitan diserahkan ke mesin. Dari sudut pandang konsumen dan budaya, era ini sering terindentifikasi dengan perubahan mendalam akibat diperkenalkannya televisi dan komputer pribadi.
Pada saat ini era itu tergerus dengan lahirnya era digital yang menjadi penanda era globalisasi gelombang ketiga, dengan meletusnya revolusi industri keempat. Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga manusia dalam proses pengaplikasiannya. Konsep industri 4.0 ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas fabrikasi dengan mengurangi waktu proses produksi, pemasaran, pendistribusian sehingga meningkatkan efisiensi serta menekan biaya secara keseluruhan.
Dalam Revolusi Industri 4.0, akan ada 9 teknologi yang akan menjadi pilar utama untuk mengembangkan sebuah industri biasa menuju industri yang siap digital, yaitu:![]() |
Gambar 2. 9 pilar revolusi industri 4.0 |
1. Internet of Things (IoT).
Industrial Internet Of Things atau IOT ini merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk memperluas dan manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
2. Cyber Security.
Cyber Security adalah teknologi, proses dan praktik yang dirancang untuk melindungi jaringan, komputer, program dan data dari serangan, kerusakan atau akses yang tidak sah. Istilah “Cyber Security” mengacu pada fungsi bisnis dan alat teknologi yang digunakan untuk melindungi aset informasi. Data perusahaan yang bertransformasi menjadi data berbasis digital digunakan untuk menyimpan, mengakses dan mengambil informasi penting. Melindungi informasi dan data sudah bukan lagi prioritas tetapi sudah menjadi kebutuhan sebagian besar perusahaan dan instansi pemerintah di seluruh dunia.
3. Cloud computing.
Cloud Computing (komputasi awan) adalah sebuah teknologi penyimpanan data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media penyimpanan. Tidak seperti media penyimpanan perangkat keras pada umumnya seperti CD atau hard disk, teknologi Cloud Storage tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun. Yang anda perlukan untuk mengakses file digital anda hanyalah perangkat komputer atau gadget yang telah dilengkapi layanan internet.
4. Big Data Analytics
Big data adalah istilah khusus yang digunakan untuk data yang melebihi kapasitas pemrosesan database konvensional karena berjumlah terlalu besar, bergerak terlalu cepat, dan tidak sesuai dengan kemampuan struktural dari arsitektur database tradisional. Sehingga dilakukan suatu proses dengan sistem terintegrasi yang mampu menangani big data yang disebut big data analytics.
5. Simulation & Augmented Reality.
6. Additive Manufacturing.
3D printing atau sering juga disebut sebagai additive manufacturing adalah suatu proses pembuatan suatu obyek solid 3
dimensi dari suatu model digital. Proses pencetakan 3D dikerjakan
dengan proses aditif, dimana obyek dibuat dengan cara meletakkan/
menambahkan material lapis demi lapis. Metode pencetakan 3D sangat
berbeda dengan teknik pemesinan tradisional yang lebih dikenal dengan
proses subtraktif dimana pembuatan produk dengan cara mengurangi
material awal melalui proses penyayatan.
7. Supply Chain.
Supply chain adalah sebuah sistem organisasi yang di dalamnya
terdapat peran-peran dan melakukan berbagai kegiatan, meliputi
informasi, dana dan sumber daya lainnya yang saling terkait dalam
pergerakan suatu produk atau jasa dari pemasok ke pelanggan. Nama lain dari supply chain adalah rantai pasok atau rantai suplai.
8. Autonomus Robot.
Robot otonom adalah sebuah robot yang menampilkan perilaku atau tugas
dengan tingkat otonom yang tinggi, terutama dalam bidang-bidang seperti
penerbangan angkasa, tugas rumah tangga (seperti bersih-bersih),
pengolahan air buangan dan mengiriman barang dan jasa. Beberapa
robot pabrik modern bersifat “otonom” dengan pengaturan ketat dari
keterlibatan langsung mereka. Ini tak berarti tingkat kebebasan
diberlakukan dalam lingkungan sekitar mereka, namun tempat kerja robot
pabrik menantang dan seringkali berisi beragam kekacauan tak
terprediksi. Keberadaan orientasi dan posisi dari objek kerja berikutnya
dan (di pabrik-pabrik yang lebih maju) bahkan jenis objek dan tugas
wajib harus ditentukan. Ini dapat beragam secara tak terprediksi
(setidaknya dari sudut pandang robot).
9. System integration.
Integrasi horizontal adalah keadaan dimana sebuah perusahaan
mengintegrasikan produksi dari barang atau jasa yang masih ada di dalam
satu tahap produksi di dalam rantai suplai. Baik melalui ekspansi
internal, akuisisi, ataupun merger. Integrasi ini dapat mengarah ke
monopoli, jika barang atau jasa yang mereka integrasikan, berhasil
menguasai sebagian besar pangsa pasar. Integrasi horizontal berbeda
dengan integrasi vertikal, dimana perusahaan mengintegrasikan berbagai
tahap produksi di dalam satu rantai suplai.
Pada revolusi industri 4.0 pada perkembangannya akan banyak yang menekankan kepada kemampuan artificial intelligence yang mampu menggerakkan robot-robot yang "lebih pintar" dan "tidak pernah mengeluh" sehingga banyak pekerjaan yang dikerjakan tenaga manusia digantikan dengan yang lebih murah, efisien, dan berkualitas lebih tinggi.
Sebagai contoh apabila tadi di atas terjadi adalah kegaduhan antara manusia dengan manusia (sopir taksi konvensional, sopir angkot dengan sopir taksi onlne) maka ke depannya sopir-sopir ini akan tergerus oleh mobil otonom yang dapat berjalan tanpa perlu sopir. Para pekerja di pabrik akan tergerus oleh robot-robot yang dapat melakukan produksi secara terus menerus tanpa pernah mengeluh dan lebih efisien.
Pada revolusi industri 4.0 pada perkembangannya akan banyak yang menekankan kepada kemampuan artificial intelligence yang mampu menggerakkan robot-robot yang "lebih pintar" dan "tidak pernah mengeluh" sehingga banyak pekerjaan yang dikerjakan tenaga manusia digantikan dengan yang lebih murah, efisien, dan berkualitas lebih tinggi.
Sebagai contoh apabila tadi di atas terjadi adalah kegaduhan antara manusia dengan manusia (sopir taksi konvensional, sopir angkot dengan sopir taksi onlne) maka ke depannya sopir-sopir ini akan tergerus oleh mobil otonom yang dapat berjalan tanpa perlu sopir. Para pekerja di pabrik akan tergerus oleh robot-robot yang dapat melakukan produksi secara terus menerus tanpa pernah mengeluh dan lebih efisien.
Lantas apakah revolusi industri 4.0 akan membuat pengangguran semakin masif? Menarik untuk ditunggu.......
PT ASIK merupakan Pabrik RAK yang memproduksi Aneka Rak di Indonesia, rak yang diproduksi antara lain : Rak Supermarket, Rak Gondola, Rak Toko, rak gudang, rak promosi dan rak lainnya. .
ReplyDeleteKami menyediakan perlengkapan Aneka Rak dan meja kasir untuk minimarket atau supermarket, dan untuk usaha kegiatan lainnya.
Berminat?? segera hubungi kami !! Tlp 0812-3333-5635 / 0823-2868-9339
Ketahui assessment untuk menilai karyawan anda!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteCan you provide examples of real-world applications and implementations for each of the 9 technology pillars? greeting : https://telkomuniversity.ac.id/telkom-university-kampus-jakarta/
ReplyDeleteWhat is the importance of augmented reality (AR) and virtual reality (VR) in Industry 4.0? greeting : Telkom University
ReplyDeleteVery Informative! 5 examples of high-value work of art School of Creative Industries!
ReplyDeleteThanks for sharing Regard Telkom University
ReplyDeletenice post
ReplyDeleteurl